**Ternyata...Tak se-Sholihah yang Ku-Kira..**

Bismillah..

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,mudah-mudahan mereka selalu ingat. [Q.S, Al-A ’raaf :26]

“Pagi yang istimewa”, batinku tadi pagi sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku baru saja menyadari ada yang berbeda dipagi ini. Nuansa alam yang kusuka : mendung sedikit panas.Suasana yg punya nuansa tersendiri bagiku, nuansa romantis.Setiba dikampus, aku menjalani kehidupan kampus dengan ceria.Mengajar dan kuliah kali ini cukup
menyenangkan. Hmm, menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan, diperhatian banyak
orang, dan yang pasti ini menjadi peluang agar bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang..
Sore menjelang petang. ” Saatnya pulang”, pikirku. Aku melangkah menuju lapangan parkir yang terletak di sudut kampus. Masih tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata.
Namun tiba-tiba, aku mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan. Ada amplop cantik berwarna biru muda terselip di
keranjang kecil motorku. Awalnya tanganku ragu untuk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain adalah untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan besar.Deg!
Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan … ” Yaa Allah!” aku berteriak.

” Ternyata, tak sesholehah yang kukira..!”.

KASMARAN ^^

Tidak ada di dunia ini yang lebih sengsara daripada seorang pencinta..
Meskipun ia merasakan manisnya cinta..
Kamu lihat dia menangis di setiap waktu..
Karena takut berpisah atau karena rindu..
Ia menangis karena rindu akan jauhnya sang kekasih..
Namun, bila kekasihnya dekat..
Ia menangis karena takut berpisah..
Matanya selalu menghangat ketika terjadi perpisahan..
Matanya pun berkaca-kaca ketika pertemuan itu tiba..
Pelakunya memang merasakan kenikmatan..
Namun, sebenarnya..
Kasmaran itu merupakan siksa yang paling besar di hati..
(Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah)
~¤ Hati yang paling jauh dari Allah adalah hati yang sedang kasmaran ¤~
Bencana-bencana dunia dan akhirat lebih cepat menimpa orang yang kasmaran dibandingkan cepatnya kobaran pada ranting yang kering. Sebab semakin hati itu dekat dengan cinta semu dan semakin kuat hubungan keduanya maka dia akan semakin jauh dari Allah. Jika hati menjauh dari Allah maka datanglah berbagai bencana dan berkuasalah syaitan di berbagai penjuru. {Ad Daa'wad Dawaa', 497-498}
 
http://pernak-pernikhati.blogspot.com/search?updated-max=2011-07-15T23%3A49%3A00-07%3A00&max-results=8

Saudaraku Kembalilah ..!!

Saudaraku ..
Tulisan ini kutujukan kepadamu, ya.. kepadamu yang mengharapkan Ridho Allah dan kenikmatan yang kekal di sisi-Nya, serta takut kepada siksa dan azab yang Allah Ta’ala siapkan untuk orang-orang yang bermaksiat dan kafir.

Kepadamu saudaraku, yang pernah merasakan manisnya keimanan dan nikmatnya berjalan di atas jalan yang lurus serta indahnya mendekatkan diri kepada Allah.


Kepadamu saudaraku, yang dulu bersemangat dan berpacu menuntut ilmu serta mengajak kepada kebaikan.


Kepadamu saudaraku yang dulu sering kulihat berzikir, membaca dan menghapalkan Al-Qur’an.


Apa yang terjadi pada dirimu? Kenapa engkau kini mulai menjauh dari teman-temanmu yang rajin sholat berjama’ah, cinta kepada ilmu agama, gemar mempelajari Al-Qur’an dan Hadits serta membaca buku-buku yang bermanfaat?


Kenapa aku melihat semangatmu memudar, penampilanmu juga berubah, tidak lagi seperti dulu yang berusaha mengikuti sunnah-sunnah Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallama?


Ingatkah engkau, ketika itu engkau berhenti dari tempatmu bekerja, kenapa?!


Ketika itu engkau mengatakan, karena tidak bisa sholat berjama’ah ke mesjid!
Karena engkau takut fitnah syahwat yang selalu menggoda!
Karena engkau ingin meninggalkan nyanyian dan menggantikannya dengan mendengarkan Al Qur’an!
Karena engkau ingin menjaga ‘iffah dirimu!
Karena engkau ingin menjaga Dienmu!!
Saudaraku.. kenapa aku lihat syahwat mulai mengalahkanmu, hasrat pun membelenggumu.. wajahmu tidak pernah lagi kulihat di majelis-majelis ilmu!

^Untuk Sebuah Hati yang Tak Bisa Kujanjikan Apa-Apa^

Bismillah...
Catatan ini kuambil dari kumpulan catatan salah seorang ikhwan di FaceBook (dengan sedikit perubahan). Semoga Allah melimpahkan karunia kepadanya.

Untuk Sebuah Hati yang Tak Bisa Kujanjikan Apa-Apa

Malu jika harus bertemu dengannya dalam kondisi seperti ini.
Kondisi yang masih belum banyak berilmu.
Yang mungkin masih banyak mengecewakan dan jauh dari harapan.
Malu akan jauhnya angan dan kenyataan untuknya.

Aku terlalu malu untuk banyak berharap akan dia yang (sekarang berada) entah dimana.
Semoga saja bukan kekecewaan yang akan menggelayuti hari-harinya ketika ia telah memilihku.
Sebagai orang pilihan pelengkap tulang rusuknya sehingga kembali menjadi sempurna dan bisa beraktivitas lebih optimal lagi.
Semoga saja bukan tundukan pandangan karena fisikku tidak sesuai dengan bayangannya
Sungguh terlalu menyiksa, bahkan hanya untuk mengandai-andaikannya.

'' Reminder...''

Tatkala Abu Hurairah berada di ambang kematian, tiba-tiba beliau MENANGIS. Orang-orang bertanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab: “Jauhnya perjalanan, sedikitnya perbekalan dan banyaknya aral rintangan. Sementara tempat kembali bisa ke Jannah, bisa juga ke Naar.” [Shifaatush Shafwah, Ibnul Jauzi (I/ 694). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]


Adh-Dhahhak bin Muzahim apabila datang sore hari beliau menangis. Ada orang yang bertanya: “Apa gerangan yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab: “Aku tidak tahu, amalanku yang mana yang naik ke langit (diterima Allah) pada hari ini.” [Shifaatush Shafwah (IV/150). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]


Dari al-Marruzi diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Imam Ahmad: “Bagaimana keadaan anda pagi hari ini?” Beliau menjawab:


“Bagaimana kira-kira keadaan seorang hamba di pagi hari, di mana Rabbnya menuntut dirinya untuk melaksanakan berbagai kewajiban, Nabinya menuntut dirinya untuk menjalankan as-Sunnah, sementara dua Malaikat menuntut dirinya untuk beramal dengan benar.


Di sisi lain, jiwanya menuntut dirinya untuk MEMPERTURUTKAN HAWA NAFSU, dan Iblis MENUNTUT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN KEJI, sedangkan Malaikat Maut TERUS MEMANTAU DIRINYA UNTUK MENCABUT RUHNYA, sementara KELUARGANYA MENUNTUT DARINYA MENCARI NAFKAH?"


[Siyaru A'laamin Nubalaa' (XI/227). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]


Wahai para hamba Allah yang sedang meniti jalan menuju Rabbnya, janganlah luasnya rahmat dan ampunan Allah menjadikan kita MERASA AMAN dari siksa dan adzab-Nya.


Janganlah kita merasa bahwa segala amalan yang kita kerjakan pasti diterima oleh-Nya, siapakah yang bisa menjamin itu semua?


Ketahuilah bahwa: “Rusaknya hati adalah karena MERASA AMAN (dari adzab Allah)....”


(Dikutip dari Al Fawaid, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, penerbit Pustaka Al-Kautsar, Jakarta)


Semoga Allah Ta'ala mengampuni hamba-Nya yang dha'if ini...

http://pernak-pernikhati.blogspot.com/2011/08/reminder.html?showComment=1316138318028#c7126705753438907792