Tatkala Abu Hurairah berada di ambang kematian, tiba-tiba beliau MENANGIS. Orang-orang bertanya: “Apa yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab: “Jauhnya perjalanan, sedikitnya perbekalan dan banyaknya aral rintangan. Sementara tempat kembali bisa ke Jannah, bisa juga ke Naar.” [Shifaatush Shafwah, Ibnul Jauzi (I/ 694). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]
Adh-Dhahhak bin Muzahim apabila datang sore hari beliau menangis. Ada orang yang bertanya: “Apa gerangan yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab: “Aku tidak tahu, amalanku yang mana yang naik ke langit (diterima Allah) pada hari ini.” [Shifaatush Shafwah (IV/150). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]
Adh-Dhahhak bin Muzahim apabila datang sore hari beliau menangis. Ada orang yang bertanya: “Apa gerangan yang membuatmu menangis?” Beliau menjawab: “Aku tidak tahu, amalanku yang mana yang naik ke langit (diterima Allah) pada hari ini.” [Shifaatush Shafwah (IV/150). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]
Dari al-Marruzi diriwayatkan bahwa ia berkata: “Aku pernah bertanya kepada Imam Ahmad: “Bagaimana keadaan anda pagi hari ini?” Beliau menjawab:
“Bagaimana kira-kira keadaan seorang hamba di pagi hari, di mana Rabbnya menuntut dirinya untuk melaksanakan berbagai kewajiban, Nabinya menuntut dirinya untuk menjalankan as-Sunnah, sementara dua Malaikat menuntut dirinya untuk beramal dengan benar.
Di sisi lain, jiwanya menuntut dirinya untuk MEMPERTURUTKAN HAWA NAFSU, dan Iblis MENUNTUT UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN KEJI, sedangkan Malaikat Maut TERUS MEMANTAU DIRINYA UNTUK MENCABUT RUHNYA, sementara KELUARGANYA MENUNTUT DARINYA MENCARI NAFKAH?"
[Siyaru A'laamin Nubalaa' (XI/227). Dikutip dari "Sudah Salafikah Akhlak Anda?" Penerbit Pustaka At-Tibyan, Solo]
Wahai para hamba Allah yang sedang meniti jalan menuju Rabbnya, janganlah luasnya rahmat dan ampunan Allah menjadikan kita MERASA AMAN dari siksa dan adzab-Nya.
Janganlah kita merasa bahwa segala amalan yang kita kerjakan pasti diterima oleh-Nya, siapakah yang bisa menjamin itu semua?
Ketahuilah bahwa: “Rusaknya hati adalah karena MERASA AMAN (dari adzab Allah)....”
(Dikutip dari Al Fawaid, Ibnul Qayyim al-Jauziyah, penerbit Pustaka Al-Kautsar, Jakarta)
Semoga Allah Ta'ala mengampuni hamba-Nya yang dha'if ini...
http://pernak-pernikhati.blogspot.com/2011/08/reminder.html?showComment=1316138318028#c7126705753438907792
http://pernak-pernikhati.blogspot.com/2011/08/reminder.html?showComment=1316138318028#c7126705753438907792
0 Response to "'' Reminder...''"
Posting Komentar