KEMATIAN TERINDAH

KEMATIAN TERINDAH

Saudaraku seiman, saya ingin menceritakan kisah ini kepada anda sekalian, yang di dalamnya terkandung nasehat dan pelajaran. Maka janganlah ragu, dan jangan segan-segan untuk mengirimkannya kepada orang-orang yang anda cintai, dan mendo’akan orang yang telah menulis, membaca dan mengutipnya.
Ya, sebuah kisah yang menceritakan detik-detik terakhir wafatnya Rasulullah . Wafatnya Nabi kita tercinta Muhammad . Sebuah kisah yang sangat mengagumkan dan menggetarkan dada orang-orang yang beriman. Maka simaklah detik-detik yang mengharukan berikut ini.

Sebelum beliau wafat, beliau melakukan haji terakhir yang disebut sebagai haji wada` (haji perpisahan). Saat beliau melakukan ibadah tersebut turunlah firman Allah Ta'ala:

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. al-Maidah: 3)

Maka menangislah Abu Bakar as-Shiddiq . Bersabdalah Rasulullah kepadanya: “Apa yang membuatmu menangis dalam ayat tersebut?”
Abu Bakar menjawab: “Ini adalah berita kematian Rasulullah .”
Kembalilah Rasulullah dari haji wada` dan kurang dari tujuh hari wafat beliau , turunlah ayat al-Qur`an paling akhir:
• •
“Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).” (QS. al-Baqarah: 281)

Rasulullah mulai menampakkan sakit beliau. Beliau berkata: “Aku ingin mengunjungi syuhada` Uhud", maka beliaupun berangkat pagi menuju syuhada Uhud di awal-awal bulan Shafar tahun 11 H. Lalu berdiri di atas makam para syuhada` dan berkata: “Asslamau’alaikum wahai syuhada` Uhud, kalian adalah orang-orang yang mendahului (kami), dan kami insya Allah akan menyusul kalian, dan sesungguhnya aku, insya Allah akan menyusul (kalian).”

Kemudian Rasulullah pulang sambil menangis. Maka para sahabat bertanya kepada Rasulullah : “Apa yang membuat anda menangis wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Aku merindukan saudara-saudaku seiman.” Mereka berkata: “Bukankah kami adalah saudaramu seiman wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Bukan, kalian adalah sahabat-sahabatku, adapun saudara-saaudaraku seiman adalah suatu kaum yang datang setelahku, mereka beriman kepadaku sedang mereka belum pernah melihatku.”

Saya berdo’a kepada Allah Ta'ala mudah-mudahan kita semua termasuk mereka yang dirindukan oleh Rasulullah .

Pada hari Senin 29 Shafar beliau menghadiri jenazah di Baqi'. Ketika pulang beliau merasakan pusing di kepala dan panas badannya meninggi. Maka beliaupun mulai sakit dan terus bertambah sakit. Selama sakitnya itu beliau tetap memimpin shalat selama 11 hari dari 13 atau 14 hari masa sakit beliau. Sejak hari Kamis malam, 4 hari sebelum wafat beliau, pada waktu shalat Isya', beliau meminta agar Abu Bakar menggantikannya dalam memimpin shalat.

~Cukuplah Kalian Berdua Saja yang Tahu~

KEMESRAANMU BERSAMA DO'I, CUKUPLAH KALIAN BERDUA SAJA YANG TAHU



Sh. DR. Ashim Qaryooti ditanya :

Ya Sheikh, bagaimanakah hukumnya mempertontonkan keakraban antar suami istri di media jejaring sosial sepertti facebook, dimana banyak orang mungkin membaca hal-hal yang semestinya bersifat pribadi ?

Jawab :

Setiap bentuk komunikasi yang semestinya bersifat pribadi antara suami istri TIDAK BOLEH diungkapkan di media jejaring sosial (facebook, twitter, friendster dan yg sejenis) berkenaan dengan :

- Hayaa' (rasa malu), karena komunikasi antara suami istri secara adab merupakan bentuk hubungan pribadi.
- Hasad (dengki), karena kemesraan suami istri bisa menimbulkan hasad dari orang yang belum bisa merasakan kemesraan yang sama dan hasad ini bisa merugikan pasangan itu sendiri maupun orang lain.
 
Salin dari Saudah Ummu Uwais

~Untuk Para Istri Shalihah~

Bismillah...

UNTUK PARA ISTRI SHOLIHAH


Ustadz Firanda MA  hafidzahullah


Syaikhul Islam berkata,

وليس على المرأة بعد حق الله ورسوله أوجب من حق الزوج

"Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak Allah- dari pada hak suami" (Majmuu' Al-Fataawaa 32/260)

Ibnul Jauzi berkata,
«وينبغي للمرأة العاقلة إذا وجدت زوجًا صالحًا يلائمها أن تجتهد في مرضاته، وتجتنب كل ما يؤذيه، فإنها متى آذته أو تعرضت لما يكرهه أوجب ذلك ملالته، وبقي ذلك في نفسه، فربما وجد فرصته فتركها، أو آثر غيرها، فإنه قد يجد، وقد لا تجد هي، ومعلوم أن الملل للمستحسن قد يقع، فكيف للمكروه»

Seyogyanya seorang wanita yang berakal jika ia mendapatkan seorang suami yang sholeh yang cocok dengannya untuk bersungguh-sungguh berusaha untuk mencari keridoan suaminya dan menjauhi seluruh perkara yang menyakiti suaminya. Karena kapan saja ia menyakiti suaminya atau melakukan sesuatu yang dibenci suaminya maka akan membuat suaminya bosan dengannya, dan kebencian tersebut akan tersimpan di hati suaminya. Bisa jadi sang suami mendapatkan kesempatan maka sang suami akan meninggalkannya atau mengutamakan istrinya yang lain. Karena sang suami bisa jadi mendapatkan (istri yang baru) sedangkan ia belum tentu mendapatkan (suami yang baru). Padahal diketahui bersama bahwasanya rasa bosan itu bisa menimpa pada perkara yang baik, bagaimana lagi terhadap perkara yang dibenci" (Ahkaamun Nisaa' li Ibnil Jauzi)

Imam Ahmad pernah berkata tentang istrinya Ummu Sholeh 'Abbasah binti Al-Fadhl,

أقامت أم صالح معي ثلاثين سنة، فما اختلفت أنا وهي في كلمة.


"Ummu Sholeh tinggal bersamaku selama tiga puluh tahun, tidak pernah kami berselisih dalam satu permasalahanpun" (Taarikh Bagdaad 14/438

^Suami Idaman yang Menyenangkan^


Akhlaq mempunyai peran yang amat agung dalam kehidupan rumahtangga, seorang istri akan mengadukan kurangnya perhatian suami kepadanya, -yaitu suami yang dingin perasaannya- dingin dimana wanita itu butuh
perhatian dan kasih sayang.

Begitu pula, istri anda mengharapkan kebersihan anda, karena istri anda begitu senang sekali bila suaminya rapi lagi elok pakainnya, istri akan berusaha semaksimal mungkin -dari sisi ini- untuk memperhatikan pakaian suaminya, agar dia menunjukan bahwa suami begitu sangat berarti kedudukannya disisi istrinya.

Saudaraku…
Hendaklah suami shalih mengetahui bahwa istri anda, sungguh telah diikat dengan ikatan cinta dan pernikahan, istri anda telah meninggalkan keluarganya dan istri anda telah mengikuti anda…

Hendaklah anda menjaga istri anda dan hendaklah anda berakhlaq mulia dalam menyikapi istri anda sekemampuan anda…

Hendaklah anda bersikap lembut, bermu'amalah kepada istri dengan etika yang baik…
Dengan semua itu, anda akan membahagiakan istri anda, keluarga, masyarakat dan ummat.

Seorang Istri mempunyai harapan sebagaiman seorang suami punya harapan dari istrinya…

Adapun harapan yang diidam-idamkan istri dari suaminya diantaranya adalah:

1. Suami shalih yang Bertaqwa & berakhlak mulia.

Yaitu seorang suami yang muamalahnya bersama seorang wanita sesuai dengan petunjuk Al-Qur'an dan perilaku Rasulallah shallallahu 'alaihi wa sallam, suami yang memperaktekan dalam bermu'amalah bersama istrinya apa yang terdapat dalam Islam, menjaga kemulian wanita dan hak-hak wanita, serta suami yang berpesan dengan kelembutan kepadanya…

Seorang Ibunda yang shalihah mengulang-ulang nasehat seperti ini kepada putri-putrinya yang ingin menikah:
تزوجي بالذي يخاف من الله، فمن يخاف الله لا تخافي منه"
"Nikahlah engkau dengan laki-laki yang takut kepada Allah, barang siapa yang takut kepada Allah janganlah kamu takut darinya"

Siapakah laki-laki yang bertaqwa (takut kepada Allah) ini? Yaitu laki-laki shalih yang konsisten dengan agama dan memiliki akhlak mulia…
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"إذا جاءكم من ترضون دينه وخلقه فزوجوه"
"Apabila datang kepada kalian orang yang kalian ridhai agama dan akhlaqnya, maka hendaklah kalian menikahkan (putrimu) dengannya".
(Dishahihkan oleh Syekh Al-Albani dalam" Shahih Ibnu Majah" 1967).

~Saudariku, Janganlah Engkau Sakiti Kedua Orangtuamu~

Penulis: Ummu Rumman
Muroja’ah: Ust. Abu Salman


Segala puji bagi Rabb alam semesta, shalawat dan salam atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta.
Saudariku muslimah…
Pernahkah engkau memperhatikan seorang anak kecil yang tengah bersama orang tuanya? Atau, ingatlah masa kecilmu dulu sampai masa sekarang.
Ingatlah betapa besar kasih sayang kedua orang tuamu kepadamu. Ingatlah betapa besar perhatian mereka akan tempat tinggalmu, makan dan minummu, pendidikanmu, serta penjagaan mereka pada waktu malam dan siang. Ingatlah betapa besar kekhawatiran mereka ketika engkau sakit hingga pekerjaan yang lain pun mereka tinggalkan demi merawatmu. Uang yang mereka cari dengan susah payah rela mereka keluarkan tanpa pikir panjang demi kesembuhanmu. Ingatlah kerja keras siang malam yang mereka lakukan demi menafkahimu. Niscaya engkau akan mengetahui kadar penderitaan kedua orang tuamu pada waktu mereka membimbing dirimu hingga beranjak dewasa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memerintahkan di dalam Al qur’an, agar manusia berbakti kepada kedua orang tuanya.
“Dan Rabbmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tua. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut dalam pemeliharaanmu maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya. Dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang mulia, dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, sayangilah mereka keduanya, sebagaimana keduanya telah menyayangi aku waktu kecil.’” (Al Israa’: 23-24)

1 MUSUH TERLALU BANYAK 'TUK DIMILIKI

>-- 1 MUSUH TERLALU BANYAK TUK DIMILIKI >--

Oleh : أُسْتَاذُ SYAFIQ RIZA BASALAMAH


Memiliki satu musuh sudah sangat banyak

MEMPUNYAI SERIBU SAHABAT MASIHLAH KURANG, itulah pesan salah seorang ulama’!

Biasanya seorang yang memiliki musuh akan berusaha untuk menyakiti musuhnya…

Kecuali syetan… banyak dari kita yang telah mengetahui bahwa dia adalah musuh kita, tapi malah berkawan dan bersahabat dengannya

Bahkan melakukan hal-hal yang menyenangkan syaitan.
Padahal Allah telah mengingatkan:

‫‫
‪))‬إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا‪ ((‬‬‬
‫‫ ‬‬
”Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah dia sebagai musuhmu.” Qs.Fathir: 6

~Pengakuan Seorang Suami Untuk Istrinya~

Pengakuan ini saya kutip langsung dari ceramah Ustadz Abu Ahmad Zaenal Abidin Lc, hafidzahulllah. Dan saat ini, saya benar2 dibuat terharu dengan pengakuan yang beliau bacakan ini…Dengan sedikit editan kata, karena kurang jelasnya saya saat mendengar suara beliau yang mulai parau saat menyampaikan pengakuan ini, namun Insyaa Allah, tidak akan mengubah substansi yang ada.  Maasyaa Allah…

Pengakuan Seorang Suami Untuk Istrinya …

Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku
Saat di rumah, ia selalu berusaha memanjakanku
Kebutuhankupun selalu ia penuhi sebelum dirinya
Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku
Aku percaya, dia tidak akan menelantarkan mereka
Aku yakin dia akan menjaga kehormatan diri dan keluarganya
Saat aku di tempat kerja bahkan saat aku di luar kota, seringkali dia menelpon menanyakan keadaanku
Saat aku sakit, ia menjadi begitu prihatin atas keadaanku
Dan dengan panggilan sayang yang sering dia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia
Aku rasakan, bahwa  kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga
Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang dibuatnya lahap kami nikmati
Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga